Pengalaman Buka Usaha Payment Online atau PPOB Yang Awalnya Hanya Iseng Saja

Awalnya saya Buka Usaha PPOB itu hanya iseng dan sampai sekarang pun usaha tersebut hanya sebatas mengisi waktu saja, adalah istri saya yang setiap hari ada di rumah ingin mencoba membuka jualan tetapi tidak menyita waktu ngurus rumah tangga dan mengasuh anak.
Terfikirlah untuk membuka usaha payment online kebetulan di daerah saya payment online baru ada 1 dan belum banyak yaitu Java Cell yg memang sudah besar.
Untuk Tempat saya tidak menyewa atau buka counter tetapi memanfaatkan Ruang Tamu saya sebagai counter, dibelilah meja biasa bukan etalase lho seharga 400ribu kemudian untuk laptopnya sendiri sudah punya merk HP keluaran tahun 2011 yang sampai sekarang masih awet walaupun jadul spesifikasinya masih bagus yaitu intel core i5 dan RAM nya sebesar 2GB, sedangkan untuk printernya saya cari yg murah saja yaitu HP All In One Desk Jet kalo tidak salah saya beli sekitar Rp 850rb.
Kemudian beli Kursi Plastik 2 buah masing-masing @50.000 serta kertas hvs biasa 1 rim seharga Rp 29000.
Untuk Papan Nama karena belum punya modal saya hanya buat dari HVS A3 yg saya cetak kan di print kantor hehe lumayan gratis kemudian saya tempel di kardus dan dikasih lakban biar ga kena air habis itu selesai deh tinggal tempel di depan rumah.
Untuk Modal pertama stock PPOB saya siapkan dana 1juta rupiah.
PPOB yang pertama kali saya daftarkan adalah Intaka.co.id sebagai coba2 saya gunakan dana modal sekitar 200rb kemudian saya depositkan. Karena sebagai pemegang kendali adalah istri saya ternyata program intaka tidak cocok dipakai istri saya katanya suka susah setting print hehe padahal bagi saya intaka simpel banget deh, tetapi intaka ada kekurangannya yaitu kalo deposit konfirmasinya harus lewat program dan fee nya akan diakumulasikan satu bulan dengan fee pln sebesar Rp 1300.
Akhirnya saya habiskan saldo intaka kemudian kedua saya coba PPOB Arindo karena dulu di counter PLN resmi menggunakan arindo juga lagi2 istri saya ga merasa cocok juga dengan program arindo sempat 3 kali salah setting printer yg mengakibatkan tidak bisa cetak ulang setelah 3 kali yg akhirnya harus di ketik manual.
Arindo menurut saya banyak keuntungannya soalnya payment onlinenya paling komplit cuma agak lemot di deposit sama seperti intaka harus konfirmasi via program dan fee nya diakumulasikan perbulan dengan fee pln sebesar 1500 per transaki. Dari banyak ppob saat ini memang arindo yang memberikan fee paling besar hehe bahkan ada fasilitas sms atau ym untuk transaksi pln.
Setelah intaka dan arindo yg ga berlangsung lama kemudian pindah ke PPOB Bukopin waktu itu saya daftar online di www.imperiumpay.net, untuk ppob bukopin ini aplikasinya bukan software seperti halnya intaka dan arindo tetapi berbentuk web based yaitu cuku menggunakan firefox atau chrome di alamat ppob.bukopin.co.id tetapi bisa dijalankan setelah kita install terlebih dahulu pluginnya.
Walaupun feenya lebih kecil dari arindo yg hanya sebesar Rp 1300 saja tetapi istri saya yang menjalankan merasa cocok, jika sampai 3 kali gagal print masih bisa request cetak ulang sampai tak terhingga. Beda ama arindo yg memang di batasi, kemudian untuk depositnya juga mudah cukup request via sms atau ym berapa deposit yg akan ditransfer maka ppob bukopin akan memberikan respon nominal yg berbeda2 setiap user kemudian transfer tak perlu konfirmasi hanya berselang 5 menit saldopun masuk.
Setalah googling kesana kemari ternyata ppob bukopin bukan hanya dimiliki oleh imperiumpay.net ternyata ada ppob bukopin yg lain dengan aplikasi yg sama tetapi dengan fee yg lebih besar yaitu Rp 1800 dan sampai saat ini saya masih setia menggunakan PPOB Bukopin dengan fee 1800 langsung masuk tanpa harus diakumulasikan di awal bulan.
Sedangkan untuk depositnya sendiri lebih simpel lagi cukup sms ke no center ketik tiket.nominal maka akan ada balasan nilai yg harus di transfer dan tanpa konfirmasi apalagi jika transfer ke mandiri setelah ditransfer paling lama 2 menit biasanya langsung masuk tuh hehe.
Dari jumlah modal 1 Juta yg digunakan untuk PPOB sekitar 500rb dan untuk pulsa HP MKIOS 300rb dan untuk Pulsa selain MKIOS saya alokasikan 200rb menggunakan Chipsakti jika ada yg beli pulsa indosat atau xl atau telkomsel diluar cluster.
Bulan Pertama dari modal 1 juta yg di putar saya masih ingat net penghasilan sebesar Rp 150rb uang tersebut saya gunakan kembali untuk modal selama dan alhamdulilah sampai saat ini walaupun hanya berjualan pulsa dan token di rumah tanpa buka counter penghasilan sekarang net sudah mencapai 1,5 juta perbulan dalam jangka waktu 1 tahun saja.
Mungkin jika saya seriusi usaha ini dengan membuka counter kayaknya bisa lebih besar lagi, untuk pendapatan segitu saya rasa cukup untuk mengisi waktu luang istri saya dan lumayan buat tambah resiko hehe.
Untuk trik nya bagi saya simpel aja jika di counter depan token PLN misal yg 20rb dijual 22rb di tempat saya harga token 20rb di jual 20rb walaupun dijual dengan nominal yg sama saya sudah dapat untung 1800 dan hanya beberapa bulan saja pelanggan saya sudah banyak karena hanya saya saja yg menjual dengan nominal yg sama.
Demikian pengalaman saya dalam membuka usaha PPOB dengam modal sedikit sampai bisa BEP atau tutup misal hanya dalam jangka waktu beberapa bulan saja. Semoga menginspirasi anda.

0 Response to "Pengalaman Buka Usaha Payment Online atau PPOB Yang Awalnya Hanya Iseng Saja"

Post a Comment